Kalimat Efektif
1. Pengertian Kalimat Efektif Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk
menimbulkan kembali gagasan- gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang
ada dalam pikiran pembicara atau penulis. Kalimat sangat mengutamakan keefektifan informasi itu
sehingga kejelasan kalimat itu dapat terjamin. Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil
menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si
pembicara atau penulis. Untuk itu penyampaian harus memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik,
yaitu strukturnya benar, pilihan katanya tepat, hubungan antarbagiannya logis, dan ejaannya pun
harus benar.
2. Syarat Kalimat Efektif 2.1 Keterpaduan 2.1.1 Pengertian Keterpaduam Keterpaduan adalah
keterpaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga maksud atau informasi yang disampaikan tidak
terpecah-pecah (sistematis).
• Kalimat tidak bertele-tele dan harus sistematis.
• Kalimat yang padu menggunakan pola aspek-agen-verbal atau aspek- verbal-pasien.
• Diantara predikat kata kerja dan objek penderita tidak disisipkan kata daripada / tentang.
2.1.2 Penyebab Ketidakpaduan
2.1.2.1 Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak
simetris. Oleh karena itu, kita hidari kalimat yang panjang dan bertele-tele.
Misalnya: Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah
terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar bertindak keluar dari
kepribadian manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan yang adil dan beradab. Kalimat di atas bisa
diperbaiki supaya menjadi kalimat yang padu.
2.1.2.2 Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimatkalimat
yang berpredikat pasif persona.
a. Surat itu saya sudah baca.
b. Saran yang dikemukakannya kami akan pertimbangkan.
Kalimat di atas tidak menunjukkan kepaduan sebab aspek terletak antara agen dan
verbal.Seharusnya kalimat itu berbentuk:
a. Surat itu sudah saya baca.
b. Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.
2.1.2.3 Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang
antara predikat kata kerja dan objek penderita.
Perhatikan kalimat dibawah ini :
a. Mereka membicarakan daripada kehendak rakyat.
b. Makalah ini akan membahas tentang desain interior pada rumah-rumah adat.
Seharusnya:
a. Mereka membicarakan kehendak rakyat.
b. Makalah ini akan membahas desain interior pada rumah-rumah adat.
2.2 Kepararelan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu.
Artinya, bila dalam suatu kalimat menggunakan bentuk nomina berarti seterusnya menggunakan
nomina. Apabila bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.
Contoh :
a. Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes.
b. Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, memasang
penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.
Kalimat a tidak mempunyai kesejajaran karena dua bentuk kata yang mewakili predikat terdiri dari
bentuk yang berbeda, yaitu dibekukan dan kenaikan. Kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara
menyejajarkan kedua bentuk itu.
ð Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara luwes.Kalimat b tidak memiliki kesejajaran karena
kata yang menduduki predikat tidak sama bentuknya, yaitu kata pengecatan, memasang,pengujian,
dan pengaturan. Kalimat itu akan baik kalau diubah menjadi predikat yang nomial, sebagai berikut.
Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, pemasangan
penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.
2.3 Kehematan Kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, frasa, atau
bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Akan tetapi, bukan berarti menghilangkan kata atau frasa
yang dapat memperjelas kalimat. kalimat hemat memiliki beberapa kriteria, yaitu
2.3.1 Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek.
Contoh:
- Karena ia tidak diundang ia tidak datang ke tempat itu.
- Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui presiden datang.
Perbaikannya :
- Karena tidak diundang, ia tidak datang ke tempat itu.
- Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang.
2.3.2 Penghematan dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponim
kata. Contoh:
- Ia memakai baju warna merah.
- Di mana engkau menangkap burung pipit itu?
Perubahannya :
- Ia memakai baju merah
- Di mana engkau menangkap pipit itu?
2.3.3 Penghematan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
Contoh:
- Dia hanya membawa badannya saja.
- Sejak dari pagi dia bermenung.
Perbaikannya:
- Dia hanya membawa badannya.
- Sejak pagi dia bermenung.
2.3.4 Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata- kata yang berbentuk
jamak,
misalnya:
- Para tamu-tamu
- Beberapa orang-orang
Perbaikannya:
- Para tamu
- Beberapa orang
2.4 Penekanan Yang dimaksud dengan penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide
pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu memberi
penekanan atau penegasan pada penonjolan itu. Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan
dalam kalimat.
2.4.1 Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang
ada pada
dirinya. Penekanannya ialah presiden mengharapkan.
Contoh:
Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya. Penekanannya Harapan
presiden.
Jadi, penekanan kalimat dapat dilakukan dengan mengubah posisi kalimat.
2.4.2 Membuat urutan kata yang bertahap
Contoh: Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada
anak-anak terlantar. Seharusnya: Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar.
2.4.3. Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Contoh: Saya suka kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.
2.4.4 Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
Contoh: Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.
2.4.5. Mempergunakan partikel penekanan (penegasan).
Contoh: Saudaralah yang bertanggung jawab.
2.5 Kevariasian Untuk membuat kalimat yang tidakmonotondanmenjemuka n, diperlukan adanya
variasi. Kevariasian dapat ditempuh dengan berbagai cara berikut.
2.5.1 Variasi penggunaan kata
Contoh embicaraan itu membicarakan kenakalan mahasiswa. (monoton) Pembicaraan itu
membahas kenakalan mahasiswa. (variatif) 2.5.2 Variasi dalam pembukaan kalimat
Contoh :
a) Frasa keterangan tempat atau keterangan waktu diletakkan diawal kalimat. Dari desa yang
terpencil ia merantau ke Bandung.
b)Penggunaan frasa verbal Merombak kendaraan tua adalah kegemarannya.
c)Penempatan klausa anak kalimat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar